1. Kisah
Abu Thalhah al-Ansari
Kisah Abu Thalhah al-Ansari radhiallahu ’anhu yang menyedekahkan kebun kurmanya ketika turun
ayat
(لن تنالوا البرّ حتّى تنفقوا ممّا تحبّون) (ال عمران:92)
Artinya: Kamu tidak akan pernah mendapatkan kebaikan hingga
mampu menginfaqkan dari apa yang kamu cintai.
Ayat
ini diwahyukan pada saat Rasulullah sudah menetap di Madinah. Diriwayatkan
dalam hadis, sesaat setelah mendengarkan ayat 92 Surat Al Imran ini dibacakan,
Abu Thalhah langsung menghadap Rasulullah. Sahabat ini mantap menyerahkan harta
yang paling dicintainya, yakni kebun kurma ‘Bairahah’ kepada Rasulullah untuk
dimanfaatkan sebagai pembiayaan perjuangan. Kebun ‘Bairahah’ saat itu terletak
di depan masjid Nabawi Madinah, letaknya strategis di pinggir jalan raya, pun
hasilnya selalu melimpah dan pemandangannya terkenal sangat indah.
Bagi para petani
Madinah, kebun serupa ‘Bairahah’ adalah investasi ekonomi yang menjanjikan
keuntungan berlipat ganda di dunia. Namun bagi Abu Thalhah, investasi akhirat
jauh lebih
mendatangkan
manfaat, berbunga syafaat dan berjangka selamanya, yaitu dengan cara
menyedekahkan harta ‘Bairahah’ tercintanya itu kepada kepentingan sosial.
Abu Thalhah meyakini
jika kebun itu tertinggal di dunia dan tidak disedekahkan, mungkin hanya akan
jadi hiasan atau seonggok warisan bagi keluarganya saja. Tapi bila didermakan,
akan lebih banyak manusia selain keluarganya bisa menikmati hasil kebun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar